Gerakan Palestina, Hamas dan Fatah mengecam tindakan rezim Zionis Israel dalam menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah Palestina di kota suci Quds. Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan Fatah menilai langkah ilegal Israel dalam merobohkan sebuah hotel Palestina di timur al-Quds sebagai upaya Yahudisasi kota suci tersebut. Dalam statemennya, Hamas dan Fatah menegaskan bahwa tindakan seperti itu bertentangan dengan undang-undang internasional.
Protes dunia terhadap aksi merusak dan menghancurkan yang dilakukan Israel masih terus berlanjut. Uni Eropa yang terdiri dari negara-negara pendukung Zionis, juga berada di bawah tekanan warga Eropa hingga terpaksa mereaksi kebijakan ilegal Israel di Baitul Maqdis. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton dalam sebuah statemen menyatakan, "Saya sangat mengecam penghancuran Hotel Shepherd dan rencana pembangunan pemukiman ilegal baru."
Dia menyebut pemukiman Zionis "ilegal" menurut ketentuan internasional, dan menambahkan bahwa langkah terbaru itu merusak kepercayaan antarpihak terkait dan menghambat perundingan damai. Ashton menegaskan bahwa "Uni Eropa tidak mengakui" aneksasi ke Baitul Maqdis oleh Israel dan menyatakan keprihatinan atas kekerasan terbaru di Tepi Barat, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina."
Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu dalam sebuah keterangannya juga menyatakan bahwa penghancuran sebuah kompleks hotel di kawasan Sheikh Jarrah di timur al-Quds, merupakan pelanggaran nyata undang-undang internasional dan kesepakatan Jenewa keempat. Dalam keterangannya itu, OKI mendesak lembaga-lembaga internasional untuk mengambil sikap tegas guna menghentikan proyek pemukiman Zionis dan kebijakan rasisme Israel di wilayah Palestina.
Pengrusakan luas tempat-tempat dan bangunan milik bangsa Palestina di Baitul Maqdis, mengindikasikan eskalasi gerakan Zionis untuk mengincar ambisi-ambisi ekspansionisnya di kawasan pada tahun 2011. Data-data yang dipublikasikan terkait tingkat penghancuran yang dilakukan Israel, menunjukkan adanya peningkatan drastis aksi ilegal ini dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2010, Tel Aviv telah menghancurkan sekitar 130 rumah dan toko milik warga Palestina di timur Baitul Maqdis. Tak heran jika tindakan itu terus meningkat, karena Israel dibangun atas landasan pengrusakan, penghancuran, dan penjajahan.
Baitul Maqdis punya tempat istimewa di tengah para pemeluk agama langit, terutama umat Islam. Mereka tentu saja tidak akan menerima kebijakan-kebijakan ekspansionis Israel di Palestina. Dalam kondisi seperti ini, opini publik dunia berharap lembaga-lembaga internasional tidak hanya sebatas mengeluarkan kecaman dan keprihatinan, tapi segera mengambil langkah-langkah serius dan tegas untuk menghentikan brutalitas Israel di wilayah Palestina, khususnya Baitul Maqdis. (IRIB/RM/SL)
Righteous Kill
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Quisque sed felis
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Etiam augue pede, molestie eget.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
السَّلاَمُ عَلَى الْحُسَيْنِ وَ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَ عَلَى أَوْلاَدِ الْحُسَيْنِ وَ عَلَى أَصْحَابِ الْحُسَيْنِ