LASKAR HAIDAR

Your description goes here

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Hello world!
Righteous Kill
Quisque sed felis

بسم الله الرحمن الرحيم

و الصلاة و السلام على محمد و آل محمد

السلام عليكم و رحمة الله تعالى و بركاته



اَعْظَمَ اللهُ اُجُورَنابِمُصابِنا بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ

وَجَعَلَنا وَاِيّاكُمْ مِنَ الطّالِبينَ بِثارِهِ مَعَ وَلِيِّهِ الاِْمامِ الْمَهْدِيِّ

مِنْ آلِ مُحَمَّدعَلَيْهِمُ السَّلامُ









Laa fataa illa 'ali laa saif illaa dzulfiqaar

About Me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Blog Archive

Thumbnail Recent Post

Total Tayangan Halaman




Daftar Blog Saya

Entri Populer

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...


السَّلاَمُ عَلَى الْحُسَيْنِ وَ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَ عَلَى أَوْلاَدِ الْحُسَيْنِ وَ عَلَى أَصْحَابِ الْحُسَيْنِ




Kaum Syi’ah meyakini bahwa derajat Imamah (kedudukan pemimpin yang

dipilih Allah SWT) lebih tinggi daripada keNabian atau keRasulan. Perhatikanlah bahwa

di sini kami membandingkan derajat kedudukan dan bukan derajat seseorang. Dengan

demikian dua orang imam pilihan Allah SWT yang keduanya memiliki posisi yang

mungkin sama di mata Allah SWT, mempunyai derajat yang berbeda. Contohnya, di

samping dua belas Imam Ahlulbait, Imam Ali bin Abi Thalib as adalah yang paling saleh.

Demikian juga, Nabi Muhammad SAW lebih saleh daripada Imam Ali as meskipun

keduanya dipilih Allah SWT sebagai pemimpin.

Dengan kata lain, Nabi Muhammad SAW derajatnya lebih tinggi di antara umat

manusia, dan makhluk Allah yang paling saleh, paling dihormati di hadapan Allah SWT.

Keyakinan di atas tidak meruntuhkan kedudukannya karena Nabi Muhammad SAW

adalah seorang Imam pada zamannya juga.

Namun, membandingkan ‘tugas’ Nabi Muhammad SAW dan Imam bagaikan

membandingkan apel dan jeruk atau seperti membandingkan tugas seorang dokter dan

ahli teknik. Imamah dan keNabian sangat berbeda fungsinya meskipun keduanya dapat

ada pada diri seseorang seperti pada Nabi Muhammad SAW atau Nabi Ibrahim as.

Bukti dari Quran

Orang-orang yang mengenal Quran hingga tahap tertentu, mengetahui bahwa

keyakinan ini bukan sesuatu yang aneh. Sebenarnya Quran memberikan bukti bahwa

kedudukan imamah lebih tinggi dari pada kedudukan keNabian atau keRasulan. Allah

Yang Maha Tinggi dan Maha Agung berfirman,

Dan takala Ibrahim diuji oleh tuhannya dengan beberapa perintah, ia

melaksanakannya. Kemudian Ia berkata, “Dengarlah! Aku menunjukmu

sebagai pernimpin bagi umat manusia.” (QS. al-Baqarah : 124)

Seperti yang kita lihat, Nabi Ibrahim as diuji oleh Allah SWT selama masa

keNabiannya dan ketika ia berhasil melalui ujian itu (ujian dalam hidupnya,

meninggalkan istrinya, mengorbankan putranya), ia dianugrahi oleh Allah SWT

kedudukan imamah. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan imamah lebih tinggi

daripada keNabian yang diberikan kepadanya setelah ia memperoleh kemampuan lebih

lainnya. Derajat selalu diberikan dengan tingkatan yang terus meningkat. Kita tidak

pernah melihat ada seseorang yang mendapatkan gelar doktoral lalu mendapatkan gelar

diploma. Dalam aturan Allah SWT, tiada kekacauan seperti itu. Derajat pertama Nabi

Ibrahim as adalah menjadi hamba Allah (abdi), kemudian menjadi Nabi, lalu menjadi

Rasul, setelah itu menjadi Khalil, dan terakhir menjadi Imam. Ayat di atas, membuktikan

bahwa Allah SWT mengangkat Imam dan pengangkatan Imam bukan urusan manusia.

Berikut ini penafsiran dari kaum Sunni, Yusuf Ali, mengenai ayat di atas (QS. al-

Baqarah : 124), berkomentar,

“Kalimat yang secara literal berarti ‘kata-kata’, digunakan dalam makna yang

mistis, makna yang hanya diketahui Allah tujuan, kehendak dan

ketentuannya. Ayat ini merupakan ringkasan dari ayat-ayat berikutnya. Nabi

Ibrahim melaksanakan semua perintah Allah, yaitu mensucikan rumah Allah

(baitullah), membangun tempat perlindungan yang suci, Kabah, dan

menyerahkan segala kehendaknya kepada kehendak Allah. Ia dijanjikan

diberi jabatan sebagai pemimpin bagi dunia. Ia bermohon untuk anak

keturunannya dan doanya dikabulkan dengan kekecualian bahwa apabila

keturunannya menyimpang dari ajaran Allah, Allah berjanji tidak akan

meridhai orang yang terbukti salah.”

Seperti yang kita lihat, Quran dengan jelas membenarkan pandangan Syi’ah

dalam hal ini. Tetapi, karena Nabi Ibrahim, Muhammad dan beberapa Nabi lainnya

adalah juga Imam, keyakinan ini (Imamah lebih tinggi daripada keNabian) tidak

meruntuhkan derajat mereka.

Imam berarti seseorang yang diangkat oleh Allah SWT sebagai pemimpin atau

penunjuk (lihat al-Anbiya:73; as-Sajdah:24). Orang-orang harus taat dan mengikuti

mereka. Para Rasul adalah pembawa berita dan imam adalah pemberi petunjuk (QS. al-

Ra’d:7). Imam adalah cahaya petunjuk (QS. al-An’am: 97).

Muhammad SAW adalah seorang Nabi, Rasul dan seorang Imam. Setelah ia

wafat, pintu keNabian dan keRasulan tertutup selamanya. Tetapi pintu imamah

(kepemimpinan) masih terbuka karena ia memiliki penerus (khalifah, wakil), artinya

seseorang yang melanjutkan kedudukan orang sebelumnya. Jelaslah bahwa pelanjut Nabi

Muhammad SAW tidak memiliki derajat keNabian atau keRasulan. Kedudukan mereka

hanyalah sebagai imam (pemimpin). Dan jumlah imam ini ada dua belas sebagaimana

yang dinyatakan Nabi Muhammad sendiri. Perhatikan juga bahwa Quran dengan jelas

menyatakan bahwa imam dan khalifah ditunjuk oleh Allah SWT dan penunjikannya

bukan urusan manusia! Untuk membuktikan penunjikan imam oleh Allah SWT. Lihatlah

ayat Quran berikut! Shad:20 tentang Nabi Daud, al-Baqarah:124 tentang Nabi Ibrahim,

al-Baqarah:30 tentang Nabi Adam, al-A~raf 142, Thaha:29-36 dan al-Furqan:35

tentang Nabi Harun.

Seorang Wahabi mengartikan bahwa kaum Syi’ah bukanlah orang Islam karena

mereka meyakini bahwa imamah lebih tinggi daripada keRasulan, tetapi ia tidak

memberikan bukti dari Quran atau hadis yang sahih yang menyatakan sebaliknya. Tetapi

kami telah memberikan bukti dari Quran dan dengan demikian penilaian kami lebih baik

daripada penilaian mereka, apakah anda seorang Islam atau bukan.

Mengenai malaikat, seluruh umat Islam sepakat bahwa tingkatan Nabi lebih

tinggi daripada para malaikat. Quran menyatakan bahwa semua malaikat bersujud di

hadapan Nabi Adam. Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa derajat Nabi lebih tinggi

daripada derajat malaikat. Dan berdasarkan kesimpulan sebelumnya bahwa kedudukan

imamah lebih tinggi daripada keNabian, maka derajat imam lebih tinggi daripada derajat

malaikat juga.

Bukti dari Koleksi Hadis Sahih Sunni

Kaum Syi’ah lebih jauh meyakini bahwa dua belas Imam dari Keluarga Nabi

Muhammad SAW memiliki derajat yang lebih tinggi daripada semua Rasul kecuali

Nabi Muhammad SAW. dengan kata lain, kedudukan pelanjut bahtera Nabi Muhammad

SAW lebih tinggi dari pada penerus semua Nabi sebelumnya. Perhatikanlah bahwa

penerus Nabi – Nabi sebelumnya adalah para Nabi ! Berikut ini referensi dari Hadis

Sunni bahwa Imam Ali bin Abi Thalib memiliki kebajikan yang sangat tinggi dari pada

para Nabi sebelumnya.

Nabi Muhammad SAW berkata :

jikalau engkau ingin melihat keteguhan dalam diri Nabi Nuh, ilmu pengetahuan

Nabi Adam, kemurahan Nabi Ibrahim, kecerdasan Nabi Musa dan ketaatan Nabi

Isa, lihatlah Ali bin Abi Thalib !”1

Cahaya Nabi Muhammad SAW dan Ali mendahului penciptaan Nabi Adam

Salman Farisi meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata,

“Aku dan Ali berasal dari cahaya yang sama di dalam genggaman Allah

empat belas ribu tahun sebelum Ia menciptakan Adam. Ketika Allah

menciptakan Adam, Ia membagi cahaya itu menjadi dua bagian, satunya adalah

cahayaku dan satunya adalah cahaya Ali”2

Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa derajat Nabi Muhammad SAW dan

Imam Ali lebih tinggi daripada seluruh manusia yang diciptakan Allah SWT.

Tidak ada orang yang dapat melintasi Jembatan Shirath kecuali dengan izin Ali

Anas bin Malik meriwayatkan, “Ketika kematian Abu Bakar semakin

dekat, Abu Bakar berkata bahwa ia mendengar Rasulullah berkata,

‘Sebuah rintangan menghadang di jembatan Sirath all-Mustaqim. Tidak ada

seorangpun yang dapat melintasinya kecuali dengan izin Alibin Abi Thalib.’

Aku mendengar Rasulullah berkata, ‘Aku adalah penghulu para Nabi dan Ali

adalah penghulu para Pemimpin.”3

Imam Ali meriwayatkan, “Nabi Muhammad SAW berkata bahwa ketika Allah

SWT mengumpulkan orang-orang yang pertama dan yang terakhir masuk surga, sebuah

jalan dibentangkan menjembatani neraka. Tidak seorangpun dapat melintasinya kecuali

memiliki bukti yang kuat berpemimpin (wilayah) kepada Ali bin Abi Thalib.”4

Ali adalah orang yang menjadi pemisah antara orang-orang yang masuk surga dan

orang-orang yang masuk neraka

Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali,

“Engkau adalah orang yang memisahkan orang-orang yang akan masuk ke

surga dan orang-orang yang akan masuk ke neraka pada Hari Kiamat.

Engkau akan berkata kepada neraka, “Orang ini untukku dan yang itu

untukmu.”

Ali berkata, “Aku adalah pemisah orang-orang yang masuk neraka.”6

Nabi Muhammad SAW pernah berkata Ali, “Engkau adalah pemisah orang-orang

yang masuk neraka.”7

Dan berikut ini sebuah catatan dari Syafi’i, salah satu imam fikih dari mazhab

Sunni :

Ali akan memeriksa umat manusia dan memisahkan apakah mereka

masuk surga atau masuk neraka. Ali, orang yang wngat meyakini Nabi

Muhammad, adalah pemimpin golongan manusia dan golongan jin.

Sekiranya para pengikut Ali adalah Rafidhi sesungguhnya aku termasuk

ke dalam golongan itu. Pada saat itu Ali merobek simbol Kabah dan

menginjaknya di mana Allah telah meletakkan lengannya pada ‘malam

Mikraj’. Sesungguhnya pada ke dua mata Ali terpancar cahaya Allah.

Umar bin Khatab berkata mengenai kebajikan Imam Ali, “Apabila seluruh

planet dan tujuh lapis langit diletakkan pada sebuah sisi timbangan dan keimanan Ali

pada sisi yang lain, sisi timbangan Ali akan memberati.”8

Ali adalah orang yang paling baik setelah Nabi Muhammad SAW

Jabir meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, “Ali adalah umat

yang paling baik setelahku, dan barangsiapa yang meragukannya, ia adalah orang

kafir.”9

Abu Dzar yang mengutip dari Abdullah yang mengutip dari Ali bahwa bahwa

Nabi Muhammad berkata, “Barangsiapa yang tidak mengtakan bahwa Ali adalah

orang terbaik dalam umatku, ia adalah orang kafir.”10

Barida juga meriwayatkan, “Nabi Muhammad SAW berkata kepada Fathimah,

‘Aku menikahkanmu kepada orang yang paling terbaik dalam umatku, orang yang

paling berpengetahuan, sabar dan orang pertama yang masuk Islam di antara

mereka.”11




Catatan Kaki

1. Referensi hadis Sunni: Shahih, Baihaqi; Musnad Ahmad ibn Hanbal,

sebagaimana yang dikutipnya; Syarh, Ibnu Abil Hadid, jilid 2, hal. 449; Tafsir

al-Kabir, Fakhruddin Razi, menafsirkan ayat Mubilah, jilid 2, hal. 288. la

menulis hadis ini sebagai hadis yang sahih; Ibnu Batutah meriwayatkannya

sebagai hadis yang berasal dari Ibnu Abbas. la menyatakannya dalam bukunya

Fath al-Mulk al-Ali bi Shihah Hadits-eBab-e Madinat al llm, hal. 34, oleh

Ahmad bin Muhammad bin Shiddiq Hasani Maghribi; Orang yang telah

mengakui bahwa Imam Ali yang merupakan gudang rahasia seluruh nabi adalah

pemimpin makrifah, Muhyiddin Arabi, Arif Sya’rani telah menyalinnya di dalam

bukunya al-Yuwaqit wa al-jawahir (ha1.172, pembahasan 32).

2. Referensi hadis Sunni: Mizan al-I’tidal, Dzahabi, jilid I, hal. 235; Fadha’il ash-

Shahabah, Ahmad bin Hanbal, jilid. 2, hal. 663, hadis 1.130; ar-Riyadh an-

Nadhirah, Muhib Thabari, jilid 2, ha1.164, jilid 3, ha1.154; Tarikh, lbnu Asakir.

Catatan: ‘genggaman Allah’ artinya kekuasaanNya. Kalimat ‘dalam genggaman

Allah’ artinya dalam kerajaan, singgasana, dan kehadiran-Nya.

3. Referensi hadis Sunni: Tarikh, Khatib Baghdadi, jilid 10, hal. 356; as Sawa’iq al-

Muhriqah, Ibnu Hajar, bab 9, sub jilid 2, hal. 195.

4. Referensi hadis Sunni: ar-Riyadh an-Nadhirah, Muhibuddin Thabari, jilid 2,

ha1.172.

5. Referensi hadis Sunni: as-Sawaiq al-Muhriqah, Ibnu Hajar, bab 9, sub jilid 2,

hal. 195.

6. Referensi hadis Sunni: Kanz al-Ummal, Muttaqi Hindi, jilid 6, hal. 402; Radd al-

Syams, Shathan Fundhaili.

7. Referensi hadis Sunni: Kunuz al-Haqa’iq, Abdurrauf Manawi, hal. 92

.8. Referensi hadis Sunni: ar-Riyadh an-Nadhirah, Muhibuddin Thabari; Izalat al-

Khifa Maqsad.

9. Referensi hadis Sunni: Kinuz al-Haqa’iq, Abdurrauf Manawi, hal. 92; Tarikh,

Khatib Baghdadi, jilid 7, hal. 421.

10. Referensi hadis Sunni: Tarikh, Khatib Baghdadi, jilid 3, ha1.19; Tahdzib al-

Tahdzib, Ibnu Hajar Asqalani, jilid 9, hal. 419.

11. Referensi hadis Sunni: Kanz al-Ummal, Muttaqi Hindi, jilid 6, hal. 398.

Leave a Reply

Silahkan masukkan komentar anda...!!!